Sore itu, hujan tak jadi turun. Tapi langit tampak seperti telah menangis secara diam-diam. Dan di sebuah peron stasiun kecil di kota yang tak pernah ada dalam peta pariwisata, duduk seorang lelaki tua. Namanya Kyai Sukro. Orang-orang memanggilnya “Kyai Tersesat”, karena tak pernah mau ikut ormas, tak pernah ikut partai, dan lebih sering berdakwah di […]
Pulang ke rumah ketika liburan, 2009, bulan Januari. Sebagai kado ulang tahun, saya sudah dibolehkan bawa mobil. Alhamdulillah… Saya masih ingat betul, Bapak memerintahkan saya untuk bikin SIM A, itu juga hadiahnya. Tidak sendirian, bareng Pak Madi. Orang Balung, Suaminya Mbok Jah. Pemilik warung depan terminal balung waktu itu, yang kalau masak ayam panggang, enaknya […]
Namanya Pak No. Usianya sudah lebih dari enam puluh. Kulitnya legam, hitam, berkerut, keras seperti tanah kering yang setiap hari dipeluk panas dan debu. Tukang becak sederhana di sudut pasar itu dikenal semua orang. Bukan karena jasanya, bukan karena tenaganya, tapi karena senyumnya, senyum orang kalah yang tetap menang di dalam hatinya. Suatu pagi, Pak […]
Tulisan di dekasikan untuk Bapak, yang pada tanggal 27 April merupakan tanggal kelahirannya. Yang dari Bapak saya belajar, tidak pernah malu untuk mendengarkan, siapa saja yang ingin berbicara kepadanya. Lahu Alfatihah… Bagian Kesatu: “Kopi Pahit di Warung Bu Lis” Di sebuah dusun yang tak terlalu terpampang di peta, ada warung sederhana bernama Warung Bu […]
Pernah suatu saat saya bertanya keras kepada diri saya sendiri, ngapain sebenarnya susah susah menanam padi, kalau hasilnya saja bukan saya sendiri yang makan ? Kalau harus pulangnya jam 11 malam nungguin gabah di sawah, kalau harus berkelahi dengan waktu di subuh buta berebut air, atau diancam nyawa, dipaksa panennya harus dijual ke mafia. Seharusnya, […]
Pernah suatu saat istri saya menangis, sekembalinya saya berlarut berkelana dengan hiruk pikuk pekerjaan. “Mas, ingin peluk !” Begitu ucap Ibunya Allina. Saya tidak tahu apa yang menjadi pupus kesedihan dia. Tapi, mungkin kehangatan pelukan saya, bisa meredam emosi sesaat, padahal saya bau kecut waktu itu. Pernah pula, saya melihat seorang perempuan paras cantik meminta […]
© 2025 Catatan Imaduddin